Review Buku Empowered Me (Mother Empowers) Ibu berdaya dimulai dari diri sendiri

 

Buku Empowered ME

Pernahkah kamu, sebagai perempuan punya keinginan tentang bagaimana kehidupanmu setelah menikah? Dulu sewaktu kuliah, topik ini sering mampir di obrolan saya dan teman-teman perempuan di kelas. Banyak di antara mereka punya prinsip, “Puas-puasin dulu sebelum menikah, main, senang-senang, ikut banyak kegiatan, karena setelah menikah hal itu tidak akan terulang lagi.” 

Ada juga yang punya prinsip begini, “Aku pengennya sebelum menikah kerja nyari duit yang banyak, terus cari suami laki-laki kaya, biar setelah nikah aku bisa konsen ngurus rumah dan anak menjadi istri yang sholehah.”

Saat itu saya, punya tekad kuat bahwa kehidupanku tidak boleh selesai hanya karena menikah. Pokoknya saya ingin jadi perempuan berkarir bagus dan punya produktifitas. Sehingga, prinsip itulah yang membuat saya memilih laki-laki yang menerima prinsip saya tersebut. Tapi, belum setahun menjalani pernikahan, saya akhirnya menemukan banyak pelajaran dan makna produktif yang sesungguhnya lewat buku bersampul orange ini.

Buku Empowered Me merupakan buku nonfiksi tentang definisi ibu berdaya, di dalamnya banyak sekali penjelasan soal dilema dan fakta-fakta sosial yang dialami ibu-ibu di era digitalisasi. Bagaimana trend me time dan healing menghiasi sosial media kita. 

Kemudian muncul perbandingan tentang, perempuan zaman dahulu lebih berdaya karena tanpa me time tetap sehat wal afiat enggak ada istilah anxiety ataupun babyblues meskipun anaknya banyak dan jaraknya juga dekat-dekat.

Lewat buku ini, kita seperti diajarkan bagaimana mengubah sudut pandang tentang produktif dan berdaya itu sendiri. Dari bab pertama sampai bab terakhir memiliki keterkaitan erat dan sistematis sehingga memudahkan pembaca mempraktikkan maupun menginternalisasi poin-poin yang ingin disampaikan oleh penulis.

Bagi saya, ini pertama kalinya membaca buku nonfiksi terasa sangat mengasyikkan. Selain diksi yang dipakai terasa relevan dengan kehidupan saya, adapula ilustrasi yang membuat pembaca tidak bosan.

Saya paling suka bagian buku yang membahas tentang core-values atau nilai-nilai yang kita anggap penting dalam hidup. Mencatat nilai-nilai yang kita anggap penting dalam hidup memudahkan kita menentukan tujuan apa yang sebenarnya kita kejar dalam hidup ini. dunia digital yang banjir akan arus informasi, memudahkan kita menemukan jawaban dari pertanyaan apa saja yang kita punya. Tapi, benarkah kita sendiri tahu mana pertanyaan penting yang jawabannya benar-benar kita butuhkan untuk kita?

Terkadang, kita terlalu sibuk memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting juga tidak begitu bermanfaat. Sampai kita kelelahan dan tidak punya energi lagi untuk memikirkan apa yang benar-benar penting untuk hidup kita. Sebabnya, kita tidak pernah tahu apa sebenarnya yang menjadi core-values dari hidup ini.

Apakah saat ini kegiatan kita sejalan dengan praktik core-values kita sendiri?

Siapa sosok yang kita anggap sukses dalam hidup ini?

Kenapa kita menganggap sosok tersebut sukses?

Apakah kegiatan dan kesuksesan sosok tersebut sejalan dengan core-valuesmu?

Barangkali, itu beberapa pertanyaan penting yang harus kita cari jawabannya. Sehingga kita dapat menyibukkan diri dan fokus pada tujuan hidup kita. Tak ada lagi waktu untuk insecure dan lelah membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain, yang jelas berbeda start maupun arena tandingnya.

“My battle is between me and my goals, I am going through the path I have chosen!.” Hlm 89

Kita sering melihat bunga orang lain lebih cantik, sementara bunga kita lebih jelek. Padahal kedua bunga tersebut punya cara merekah yang berbeda. kita melihat orang lain lebih produktif, sementara hidup kita kok rasanya sibuk sana-sini tidak ada hasil. Padahal, bukan berarti tidak ada hasil, hanya saja hasilnya tidak terlihat. Padahal keduanya sama-sama produktif, sama-sama berproses dan sama-sama bertumbuh.

Kira-kira seperti itulah perbandingan “Ibu bekerja vs Ibu rumah tangga.” Yang satu terlihat jelas hasilnya, berupa materi, kemapanan karir dan status sosial yang bagus. Sementara yang satunya juga ada hasilnya, namun tidak terlihat secara langsung dalam waktu yang singkat. Berupa, rumah yang nyaman untuk tempat tinggal anak-anak, sehingga kelak anaknya tumbuh menjadi generasi yang unggul dan berkarakter. Keduanya, sama-sama produktif kan?

Saya suka sekali buku bukan hanya membahas tentang bagaimana menjadi orang yang selalu produktif. Tapi juga bagaimana mengubah sudut pandang tentang produktifitas itu sendiri. Tidur dan istirahat juga bagian dari produktif karena bagaimanapun juga, pekerjaan tidak akan selesai dengan mudah jika kita mengerjakan dalam kondisi yang kelelahan.

“Bekerja dan istirahat bukanlah kutub-kutub yang berlawanan. Istirahat adalah pasangan dari bekerja. Keduanya melengkapi satu sama lain.”—Alex Soojung-Kim Pang dalam buku Rest.

Selanjutnya, tentang pentingnya manajemen energi, waktu dan emosi kita sendiri. Karena seringkali, kita memiliki ekspektasi yang jauh dengan situasi kita sekarang.

“Kita pikir, kita tidak punya waktu luang, padahal sebetulnya punya. Hanya saja kita tidak merencanakan alokasi waktu tersebut dengan sungguh-sungguh.” Hlm 93

Overall, saya suka sekali dengan buku ini. mungkin akan menjadi salah satu buku favorit di tahun 2022. Lewat buku ini banyak sudut pandang baru yang saya dapat. Saya juga merekomendasika buku ini kepada teman-teman yang belum menikah. Karena, banyak pelajaran hidup soal nilai dan tujuan yang akan kita dapat. Terlebih, bukan teorinya saja tapi juga langkah-langkah konkretnya.

Lewat buku ini juga saya dapat belajar journaling dari tabel-tabel yang mudah dipahami untuk memudahkan kita dalam manajemen waktu dan menentukan skala prioritas agar proses bertumbuh kita lebih terukur dan sistematis. Tanpa pusing dengan bahasa yang ilmiah, karena bahasa buku ini sangat ringan dan mudah sekali dipahami.

Terima kasih, untuk Mbak Puty Puar yang sudah menulis buku Empored ME (Mother Empoers) Ibu berdaya dimulai dari diri sendiri, dimasa gempuran insecure dan pandemi yang tak kunjung usai ini. semoga hadirnya buku ini dapat berdampak baik untuk gerakan pemberdayaan perempuan dan kemajuan perempuan dalam menjalankan perannya.

Judul Buku                : Empored ME (Mother Empoers) Ibu berdaya dimulai dari diri sendiri

Pengarang                : Puty Puar

Penerbit                    : Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman     : 174 hlm

Tahun Terbit            : 2022

ISBN                            : 978-6020-659992

Pereview                  : Ririn Erviana

10 Responses to "Review Buku Empowered Me (Mother Empowers) Ibu berdaya dimulai dari diri sendiri"

  1. Saya ngikutin instagramnya mba puti dan menikmati topik2 yang diangkat beserta ilustrasinya yang gemesin, cuma blm tertarik baca bukunya. Setelah baca review ini jadi kepengen baca juga. Thanks for the review.

    Purnama Indah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gass baca bukunya mbak mumpung lagi diskon dimana-mana nih hehehe.

      Delete
  2. Semoga para ibu Indonesia semakin berdaya dalam menjalani hari-harinya di tengah gempuran segala tugas domestik dan kewajiban-kewajiban lainnya, and don't forget to be happy mom

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin semoga juga makin banyak laki-laki ya aware sama isu ini sehingga laki-laki dan perempuan bisa berdaya bersama.

      Delete
  3. Semoga dilapangkan semuanya, untuk baca buku ini, makasih ya mbak, tulisan ini related dengan kondisi saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. siap kak, semoga terus semangat dan tidak lelah belajar memahami dan mencintai diri sendiri.

      Delete
  4. aaaaa saya pengen banget baca buku ini cuma belum sempet beli. Alhamdulillah dapet spoilernya, jadi bikin tambah penasaran. makasih banyaaak Mba tulisannya enak bgt dibaca!


    -Nazla-

    ReplyDelete
    Replies
    1. kendalanya emang selalu begitu ya mbak, tapi gapapa sabarrrrr, nanti kalau udah kebeli rasanya bakal bahagia banget karena kan udah dipengenin banget.

      Delete
  5. Wah, bukunya kayaknya cocok banget buat saya ibu baru yang sering ngrasa struggling. Pengingat banget buat berpegang dengan core values yang kita yakini,

    Udah lama lihat ilustrasi mba Puty tapi baru tau beliau bikin buku juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kak, kayaknya related bagi banyak orang yaa, emang bener kok didalemnya kayak dikasih tutorial buat menjalani hidup lebih bermakna lagi.

      Delete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel