Review Buku Semuda (Selalu Muda)



Buku bersampul cokelat ini awalnya ku pikir adalah novel, dengan halaman yang tidak terlalu tebal juga beberapa komentar dari beberapa tokoh terpajang di sampulnya. Sepertinya tulisan-tulisan sampul itu telah menggodaku untuk membaca buku berjudul Selalu Muda Karya Fritz Nuzir ini. Begitu membuka lembaran Bab pertama ada quotes yang menambah napsuku untuk segera memesrai buku ini lebih lama.

Sesekali kita meninggalkan sesuatu, bukan tidak mungkin untuk kembali. Hanya saja jalan yang ditempuh haruslah selalu maju untuk kemudian memutar, bukan dengan mundur atau malah menunggu. Dan dalam perjalanan itu, kita akan menemukan banyak keajaiban.

Ketika beranjak ke Bab selanjutnya aku menyadari ternyata buku ini adalah kumpulan cerpen, meskipun tokohnya masih sama. Pemuda bernama Muda yang menjadi tokoh utama untuk kemudian diceritakan secara sadis dengan berbagai penderitaan dalam hidupnya.

Imajinasi yang disuguhkan dalam setiap cerpen sangat sulit untuk ditebak, tak ayal jika hal itu membuat pembaca semakin penasaran untuk terus berlama-lama membaca. Salah satunya adalah ketika Muda menjadi waria yang menyelamatkan seorang cowok yang hampir ditrabrak mobil sehabis kencan dari pacarnya.

Si pacar yang menyaksikan penyelamatan itu, merasa berutang jasa pada Muda. Hingga kemudian cewek yang cowoknya diselamatkan Muda bersikeras menemui Muda untuk mengucapkan terima kasih, tapi Muda sulit ditemukan. Akhirnya mereka berdua putus karena ceweknya tetap ingin menemui Muda.

Saat ini mereka memasuki masa dimana kelebihan masing-masing menjadi biasa dan kekurangan masing-masing menjadi alasan kesalahpahaman. Kisah cinta yang tinggal menunggu kambing hitam untuk berakhir. Hal 43

Saat itulah, Muda kembali tersentuh hatinya oleh seorang perempuan bernama Laras yang tak lain adalah cewek yang susah payah mencarinya untuk mengucap terima kasih. Itulah awal mula Muda menceritakan mengapa dia menjadi waria. Salah satunya adalah kebenciannya terhadap ibunya, yang telah meninggalkan dia dan ayahnya. Hingga kemudian ayahnya meninggal karena sakit keras tidak ada yang merawat ketika Muda harus mencari uang setiap harinya.

Dia dengan sengaja menjelma menjadi seorang waria hanya untuk mengolok-olok sosok wanita. Sebuah dendam pribadi yang dia salurkan dalam bentuk parodi sarkastis. Melanglang buana dari kota ke kota hanya menunjukkan ke seluruh dunia protesnya pada wanita. Hidupnya sendiri sudah hilang arah. Hal. 49

Bagiku cerita yang paling unik adalah bagian bab enam tentang Jack dan Muda. Imajinasi cerita yang menurutku sangat luar biasa dengan setting waktu tahun 2020, dimana pada zaman itu manusia tidak dapat bermimpi lagi.

Kota-kota besar seperti Berlin, Frankfrut, Muenchen telah tumbuh menjadi kota-kota ultrapolitan, dimana kehidupan penduduknya sudah sangat mapan, caggih, dan maju di segala aspek. Walaupun pada awalnya terjadi fenomena sosial yang dikenal dengan 2013 Syndrome dimana banyak orang yang mengalami depresi akibat tingkat persaingan di dunia pekerjaan yang sangat tinggi.Mereka kekurangan waktu untuk beristirahat dan relaksasi karena disaat mereka tidur, segala bentuk stress dan tekanan dari pekerjaan bertransformasi menjadi mimpi-mimpi buruk.  Akibatnya mereka sama sekali tidak bisa tidur dan kemudian mengalami depresi. Gejala depresi ini menyebar cepat sekali seperti layaknya wabah penyakit berbahaya sehingga akhirnya pemerintah membentuk sebuah tim yang terdiri dari para profesor di segala bidang untuk mencari solusi terhadap 2013 Syindrome ini.  Hal. 63

Setelah setahun penuh bekerja keras, pada tahun 2014, terciptalah sebuah sinar laser yang dapat mencegah terjadinya  sehingga orang dapat tidur dan beristirahat dengan maksimal. Sinar laser ini dikenal dengan sebutan Dream Elimination Laser yang disingkat DEL. Hal. 64

Pemerintah pada waktu itu sepakat membuat kebijakan dimana seluruh warga negara tidak dapat bermimpi lagi. Perintah tersebut adalah wujud dari kesepakatan untuk menghapuskan mimpi dari bagian kehidupan manusia selamanya. Alasannya adalah demi kedamaian dunia. Negara tanpa mimpi seperti dipraktekkan oleh Jerman ternyata berhasil menjadi negara yang maju dan makmur. Dan juga berdasar penelitian lebih lanjut, bahwa tanpa mimpi, manusia akan lebih stabil, damai, dan tidak ambisius. Dengan begitu harapannya tidak akan ada lagi peperangan.

Judul Buku      : Semuda (Selalu Muda)
Tahun Terbit   : 2012
Penerbit            : Indepth Publishing
Penulis             : Fritz Nuzir
Halaman          : 132
Peresensi         : Ririn Erviana


0 Response to "Review Buku Semuda (Selalu Muda)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel