Novel K A L A





Jika perubahan adalah satu-satunya yang pasti, maka ketidakpastian akan dimiliki oleh waktu. Karena pada detak ke sekian, aku mendapati diriku jatuh cinta pada seseorang yang tidak ingin secara egois aku miliki. Lalu kita diselundupkan dalam kala, sebagai pengantar pesan utusan semesta.


Paragraf di atas adalah sinopsis yang berhasil membuat saya mengambil keputusan ketika membeli buku di Gramedia Malang beberapa minggu yang lalu. Padahal sebelumnya dalam membeli buku saya selalu menggunakan pertimbangan penulisnya. Namun novel dengan ini, saya bahkan belum mengenal sama sekali si penulis. Tapi sinopsisnya berhasil membuat saya tergoda untuk membelinya

Padahal sebelumnya saya ingin beli bukunya Fiersa Besari kalau nggak Wira Nagara atau Rintik Sedu. Ah namanya hidup kadang kita dibawa pada destinasi lain yang tak pernah kita duga. Hehe.

Kadang ada rasa takut menyesal karena membeli buku dari penulis yang belum diketahui sebelumnya. Namun setelah membaca dari halaman pertama sampai terakhir saya dibuat semakin tenggelam dalam setiap diksi yang disajikan. Semula agak bingung memahami jalan cerita yang disajikan oleh dua penulis. Dengan cerita yang sama Stefani Bella dan Syahid Muhammad menyajikan kisah dua insan dari komunitas menulis dan fotografi.

Sangat menarik, mengingat dua bidang itu merupakan sesuatu yang cocok untuk disatukan. Malah jadi dream relationship rasanya, dan mulai menghayal kalau punya pasangan yang suka fotografi.

Konflik yang disajikan sebenarnya biasa hanya seputar hubungan jarak jauh Jakarta-Bandung dan kesepakatan mengenai pasangan boleh merokok atau tidak. Lalu keduanya masih trauma dengan beberapa kehilangan yang pernah dialami masa lalu. Yang satu masih terpapar luka karena ditinggalkan sementara yang satunya masih terjebak dalam luka  karena meninggalkan.


Hingga saat ini, hingga usiaku dua puluh lima tahun, hingga kehilangan yang bertubi-tubi ku alami aku masih sering bertanya-tanya. Perlu berapa banyak lagi kesedihan yang harus kurasakan demi menebusnya dengan bahagia?


Membaca buku ini saya jadi menyadari bahwa kisah-kisah sendu memang lebih marketable. Bagaimana tidak, sebagian orang rela membeli novel mahal-mahal padahal akan membuatkan sedih karena terbawa suasana novel. Sama juga kaya orang yang suka nonton film horor jadinya ya, rela bayar cuma dapet rasa takut. Wkwkw. Yagitulah aneh. Tapi seneng aja gitu.

Yang membuat novel ini istimewa bagi saya adalah pilihan diksi yang disajikan membuat pembaca tidak bosan. Menggunakan kata-kata sederhana yang tidak terlalu nyastra sehingga mudah dipahami. Tentu saja efek yang ditimbulkan adalah baper-baper yang berujung kebucinan. Hingga penulis berhasil mengaduk-aduk ekspektasi ketika kisah mereka harus berakhir hanya karena hal sepele.

Setelah menjalani fase perkenalan, pendekatan, jadian dan akhirnya berujung perpisahan. Mereka berdua akhirnya berada pada fase 'Kembali Asing.' Pada saat itulah cerita yang paling seru menurut saya, mereka berdua saling gengsi untuk menghubungi. Saling berusaha menemukan momen yang tepat untuk mengembalikan keadaan yang canggung.

Ceritanya masih menggantung sebenarnya, karena masih ada buku selanjutnya yang berjudul 'Amor Fati'. Tapi setidaknya ending yang disajikan tidak mengecewakan. Bahkan bikin senyum-senyum sendiri dengan segala kisah yang penuh ambigu tapi seru.

Novel ini sangat milenials banget soalnya pakai bahasa-bahasa yang agak keminggris khas anak-anak melineal kalau ngomong. Jadi seru banget bacanya. Kekurangannya menurut saya nggak ada, karena udah suka banget. Dan tidak menyesal sudah tergoda dengan sinopsis.

Judul Buku : Kala
Penulis : Stefani Bella dan Syahid Muhammad
Tahun terbit : 2019
Halaman : 347
Pereview : Ririn Erviana

0 Response to "Novel K A L A"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel