Review Novel Ilusi Imperia




Novel ini mengangkat kisah kehidupan seorang reporter bernama Wikan Larasati yang memiliki 4 kemampuan seperti alien. Semula Wikan tak pernah menyadari bahwa dirinya memiliki kelebihan dibanding manusia lain. Namun setelah ia mengetahui kelebihan itu, ia tidak lantas menggunakannya demi kepuasan atau penunjang kehidupannya yang penuh tantangan sebagai wartawan pemula.

Konflik yang disuguhkan seputar dunia jurnalistik barangkali mainstream saja, seperti ketegangan rapat redaksi, ketegasan pemimpin redaksi, sikap wartawan senior yang cuek. Karena aku juga pernah menjadi bagian dari insan pers, meskipun hanya pers mahasiswa. Bagiku hal-hal seperti itu, bukanlah sesuatu yang baru. Kehidupan seorang reporter pemula yang sering dibego-begoin karena gagal menembus narasumber adalah ploncoan yang wajib diterima.

Ilusi Imperia begiku merupakan sebuah novel dengan alur cerita yang unik dan merumitkan. Penulis sepertinya memang sengaja memilih alur maju-mundur  demi memancing imajinasi pembaca, dan itulah yang kadang disukai pembaca. Selain itu, Ilusi Iperia menyuguhkan karakter-karakter yang berbeda. Seperti tokoh Rendra yang awalnya begitu mengagumkan, ketika sudah menjadi seorang suami justru tidak tegas, sampai perselingkuhan istrinya berlangsung selama bertahun-tahun tidak diketahuinya. Kemudian karakter Melani Capricia yang cerdas, tapi begitu mudah terlena dan terlibat dalam banyak skandal perselingkuhan. Jadi apakah orang-orang cerdas memang berpotensi mudah berselingkuh? Hahahaa.

Novel ini selanjutnya bercerita tentang laporan investigasi yang harus digarap Wikan Larasati tentang pembunuhan misterius Pengacara Kondang Rangga Tohjaya. Yang mana Rangga merupakan mantan pengacara yang menyelesaikan masalah plagiarisme Melani dan Rendra, namun akhirnya mereka terlibat konflik sampai Rangga terbunuh. Sehingga publik mencurigai Melanie atau Rendra sebagai pelakunya.

Dalam proses investigasi itulah, banyak hal menjadi terbongkar. Seperti perselingkuhan Melani dengan seorang Jenderal, kelebihan Wikan Larasati, Kebodongan senior wartawan wikan yang mudah disogok, Asisten Redaksi tempat Wikan bekerja yang juga mata duitan, dan yang menjadi puncaknya adalah pengkhianatan Adel sebagai manajer sekaligus sahabat Melani.


“Untuk terus bergerak, kau butuh keberanian, bukan seribu alasan dan pembenaran. Mengoleksi berjuta alasan adalah hobi pecundang. Jangan gunakan keterbatasan yang kau miliki sebagai belenggu yang membatasi gerakmu. Keterbatsan ilmu, minimnya pengalaman, atau sedikitnya jaringan koneksi yang kau miliki, jangan sekali-kali keu jadikan penjara yang kau nikmati. Justru itu pendorongmu untuk bekerja lebih keras, lebih cerdas.”
“Kegagalan adalah biaya yang harus kita bayar untuk mengerti kehidupan.”
“Latih dirimu untuk selalu yakin pada apapun yang kau kerjakan, dan kerjakanlah sepenuh hati. Kalau kau sudah melakukan ini, kesuksesan dan kegagalan adalah konsekuensi yang tak akan membahayakan kestabilan jiwamu. Kau tak akan mudah terbius kesuksesan, sebagaimana kau tak akan mudah patah oleh kegagalan.” -Hal 270-

Dalam perjuangannya untuk laporan investigasi itu, Wikan harus mengejar Melani sampai Ke Konstanz Jerman. Pertempuran yang menghabiskan banyak tenaga dan keberanian. Padahal itu baru hari ketiganya bekerja sebagai reporter. 

Hingga perjalanan tugas itu, mempertemukannya dengan Stefan, seorang anak dari wartawan senior tempat ia bekerja. Juga patung Imperia yang mengandung filosofi misterius, di Kota itu turut menjadi hal-hal tak terlupakan bagi Wikan. Di Kota itulah Wikan merasa berziarah ke tempat hak-hak warga negara belum dikorting. Tempat warga negara diperlakukan sebagai warga, bukan sekumpulan warga yang hanya diperhatikan ketika musim kampanye tiba. Atau sekumpulan telinga yang hanya dijejali janji-janji palsu yang tak pernah terwujud.

Setelah menandaskan novel ini ada perasaan lega, tapi rasa penasaran yang berlanjut justru lebih dominan. Barangkali penulis sengaja menciptakan ini, agar nantinya dibuat kisah lanjutan. Aku masih penasaran bagaimana perasaan Wikan kepada Stefan, bagaimana rumah tangga Melani dan Rendra selanjutnya, dan juga bagaimana nasib si pengkhianat, Adel. Semua mengambang, tidak happy ending juga tak sad ending.

Judul buku     : Ilusi Imperia
Penulis           : Akmal Nasery Basral
Penerbit         : Kompas Gramedia
Halaman        : 380
Tahun terbit   : 2014
Pereview        : Ririn Erviana

0 Response to "Review Novel Ilusi Imperia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel